Ciri kalindaqdaq, seperti umumnya puisi, adalah keterbatasannya, ketakbebasannya, yang membedakannya dengan toloq, karena toloq, seperti umumnya prosa, lebih bebas, lebih leluasa dalam bentuk dan aturan-aturan pengucapan.
Seperti halnya pantun Melayu, tembang Jawa, kelong Makassar, Elong Bugis, dan londe Toraja; maka kalindaqdaqpun diikat oleh syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi : jumlah larik dalam tiap bait, jumlah suku kata dalam tiap larik, dan irama yang tetap.
Menurut kebudayawan Mandar, kalindaqdaq Mandar mempunyai bentuk :
a. tiap bait terdiri atas 4 bait larik (baris).
b. larik pertama terdiri atas 8 suku kata.
c. larik kedua terdiri atas 7 suku kata.
d. larik ketiga terdiri atas 5 suku kata.
e. larik keempat terdiri atas 7 suku kata.
f. merupakan puisi suku kata.
g. Persajakan kalindaqdaq umumnya bebas, meskipun ada juga yang bersajak-akhir aaaa, abba, aabb.2)
Tema-tema kalindaqdaq :
1. humor (kalindaqdaq pangino)
2. satire (kalindaqdaq paelle)
3. kritik sosial (kalindaqdaq pappakaingaq)
4. pendidikan/nasihat (kalindaqdaq pipatudu)
5. keagamaan (kalindaqdaq masaalla)
6. kejantanan/patriotisme (kalindaqdaq pettomuaneang)
7. percintaan/romantik (kalindaqdaq to sipomongeq).
artikel diatas di ambil dari situs resmi pemerintah kabupaten Polewalimandar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar