Rabu, 04 Mei 2011

Saiyyang Pattu'du'

Sayyang pattudu (kuda menari), begitulah masyarakat suku mandar, Sulawesi Barat menyebut acara yang diadakan dalam rangka untuk mensyukuri anak-anak yang khatam (tamat) Alquran.  Bagi Masyarakat  Mandar di Sulawesi Barat, tamat Alquran adalah sesuatu yang sangat istimewa, dan perlu disyukuri secara khusus dengan mengadakan pesta adat sayyang pattudu. Pesta ini diadakan sekali dalam setahun, bertepatan dengan bulan Maulid/Rabiul Awwal (kalender hijriyah). Dalam pesta tersebut menampilkan atraksi kuda berhias yang menari sembari ditunggangi anak-anak yang sedang mengikuti acara tersebut. 
Keistimewaan dari acara ini adalah ketika puncak acara khatam Al-Quran dengan menggelar pesta adat Sayyang Pattudu dengan daya tarik tersendiri. Acara ini dimeriahkan dengan arak-arakan kuda mengelilingi desa yang dikendarai oleh anak-anak yang menyelesaikan khatam Alquran. Setiap anak mengendarai kuda yang sudah dihias dengan sedemikian rupa.

Kuda-kuda tersebut juga terlatih untuk mengikuti irama pesta dan mampu berjalan sembari menari mengikuti iringan musik tabuhan rebana, dan untaian pantun khas Mandar kalinda’da’ yang mengiringi arak-arakan tersebut.

Ketika duduk diatas kuda, para peserta yang ikut pesta Sayyang Pattudu harus mengikuti tata atur baku yang berlaku secara turun temurun. Dalam Sayyang Pattudu, para peserta duduk dengan satu kaki ditekuk kebelakang, lutut menghadap kedepan, sementara satu kaki yang lainnya terlipat dengan lutut dihadapkan keatas dan telapak kaki berpijak pada punggung Kuda. Dengan posisi seperti itu, para peserta didampingi agar keseimbangannya terpelihara ketika kuda yang ditunggangi menari.

Peserta sayyang pattudu akan mengikuti irama liukan kuda yang menari dengan mengangkat setengah badannya keatas sembari menggoyang-goyangkan kaki dang menggeleng-gelengkan kepala agar tercipta gerakan yang menawan dan harmonis.

Ketika acara sedang berjalan dengan meriah, tuan rumah dan kaum perempuan sibuk menyiapkan aneka hidangan dan kue-kue yang akan dibagikan kepada para tamu. Ruang tamu dipenuhi dengan aneka hidangan yang tersaji diatas baki yang siap memanjakan selera para tamu yang datang pada acara tersebut.

Rangkaian acara tahunan ini, diikuti oleh sekitar 50 orang peserta tiap tahunnya, para peserta terhimpun dari berbagai kampung yang ada didesa tersebut, diantara para peserta ada juga yang datang dari desa atau kampung sebelah. Bahkan ada yang datang dari luar kabupaten,maupun luar provinsi Sulawesi Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar